
Sebagai penduduk negara tropis, kita rentan terkena penyakit paru-paru. Ada berbagai macam penyakit paru yang sering melanda masyarakat, salah satu di antaranya adalah penyakit paru-paru obstruktif.
Penyakit paru-paru obstruktif atau biasa disebut Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh adanya penyumbatan dan pembengkakan di saluran pernapasan, akibat penumpukan lendir atau dahak.
Baca Juga:
- Bronkitis Akut; Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
- Rheumatoid Arthritis: Gejala, Faktor Resiko dan Pengobatan
- Mata Lelah: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan
Penyakit ini cukup berbahaya, selain dapat mengakibatkan seseorang kesulitan bernapas, PPOK tergolong penyakit yang progresif, sehingga akan semakin memburuk jika dibiarkan dalam waktu lama.
Oleh sebab itu, para penderita PPOK harus mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin, agar penyakit tersebut tidak terus berkembang dan semakin menggrogoti organ pernapasan kita.
Lantas, bagaimana sih cara mengobati penyakit paru-paru obstruktif? Sebelum masuk ke pembahasan tersebut, ada baiknya kamu menyimak informasi terkait PPOK di bawah ini.
Mengenal Penyakit Paru-Paru Obstruktif

Jika dapat digambarkan, proses pernapasan normal terjadi pada saat kita menarik napas, lalu udara tersebut masuk melalui batang tenggorok dan melewati bronkus untuk kemudian ke alveolus. Di sini, kadar oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh diserap oleh darah, sedang karbondioksida dikeluarkan.
Begitulah kira-kira sistem pernapasan manusia bekerja secara normal. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada penderita penyakit paru-paru obstruktif atau PPOK.
Penyumbatan yang terjadi pada saluran paru-paru membuat proses bernapas seseorang jadi tersendat. Sehingga, suplai oksigen yang masuk ke organ tersebut berkurang dan menyebabkan sesak napas.
Perlu digarisbawahi, PPOK sendiri sebenarnya terdiri atas dua jenis, yakni Bronkitis Kronis dan Emfisema. Bronkitis kronis adalah sebuah kondisi di mana dinding pada saluran bronkus di paru-paru mengalami peradangan, serta dipenuhi lendir yang menyumbat saluran pernapasan.
Sedang, emfismea adalah penyakit yang menyebabkan rusaknya kantung udara pada paru-paru. Kerusakan ini mengakibatkan oksigen jadi sulit terserap oleh darah dan karbondioksida tak dapat dikeluarkan. Hal inilah yang membuat para penderita emfismea kesulitan untuk bernapas.
Orang yang terserang penyakit paru-paru obstruktif biasanya menderita salah satu dari dua jenis penyakit ini, namun tak jarang pula ditemui pasein PPOK yang terkena dua jenis penyakit tersebut secara sekaligus.
Maka dari itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter apabila terjangkit penyakit yang satu ini, agar pasien mengetahui metode pengobatan apa yang sesuai dengan jenis PPOK yang ia derita.
Gejala Penyakit Paru-Paru Obstruktif

Penyakit paru-paru obstruktif sendiri merupakan penyakit peradangan paru yang berkembang dalam waktu yang cukup lama, sehingga biasanya gejala yang ditimbulkan tidak langsung terasa oleh penderita.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk seseorang akhirnya menyadari jika ia terserang penyakit yang satu ini. Jika hal tersebut terjadi, biasanya PPOK sudah merusak organ paru-paru manusia secara signifikan.
Oleh karenanya, agar kita dapat menanggulangi penyakit tersebut secara cepat, kenali beberapa gejala penyakit paru-paru obstruktif berikut ini:
- Penderita biasanya mengalami batuk berdahak yang tak kunjung sembuh;
- Dahak yang dikeluarkan biasanya berwarna agak kuning atau hijau;
- Sulit bernapas atau sesak, hingga suara napas terdengar mengi;
- Badan terasa lemas dan terjadi penurunan berat badan secara signifikan;
- Terasa nyeri pada bagian dada;
- Terjadi pembengkakan pada kaki, tungkai, atau pergelangan tangan; serta
- Demam ringan hingga panas-dingin.
Poin-poin yang telah diuraikan di atas merupakan gejala awal seseorang terkena penyakit paru-paru obstruktif. Jika kondisi penyakit tersebut sudah parah, maka gejala seperti di bawah inilah yang akan penderita rasakan:
- Mulai kesulitan mengatur napas dan berbicara;
- Bibir atau kuku berubah warna jadi kebiruan atau abu-abu;
- Menurunnya tingkat kewaspadaan secara mental; dan
- Jantung berdetak dan berdebar secara cepat.
Apabila gejala terburuk penyakit paru-paru obstruktif ini terjadi, maka satu-satunya upaya yang bisa kamu lakukan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis.
Penyebab Penyakit Paru-Paru Obstruktif

Berdasarkan penjabaran di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa penyakit paru-paru obstruktif terjadi akibat adanya penyumbatan atau kerusakan jaringan di paru-paru. Kondisi ini dipicu oleh beberapa alasan, bisa dari lingkungan yang buruk hingga faktor genetik seseorang. Berikut selengkapnya.
1. Asap Rokok
Ya, asap rokok adalah penyebab terbesar terjadinya PPOK, persentasenya bahkan mencapai 80-90 persen dari total kasus yang ditemukan. Tidak hanya perokok aktif, para perokok pasif pun memiliki ringkat risiko yang cukup tinggi jika terpapar asap rokok dalam waktu yang lama.
2. Terpapar Polusi Udara
Polusi udara bisa berasal dari mana saja, misalnya asap kendaraan bermotor, debu, hingga asap sisa-sisa olahan bahan kimia pabrik. Oleh sebab itu, orang yang tinggal di area pabrik biasanya memiliki tingkat risiko terjadinya penyakit paru-paru obstruktif lebih tinggi.
3. Usia Lanjut
Pada umumnya, orang baru menyadari ia terserang penyakit paru-paru obstruktif pada usia 40 tahun ke atas. Selain sifat progresif dari penyakit ini, metabolisme tubuh yang kian menurun seiring bertambahnya usia juga jadi penyebab terjadinya PPOK.
4. Menderita Penyakit Asma
Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi terjangkit PPOK adalah orang-orang yang mengidap asma. Kondisi paru-paru yang buruk, membuat mereka lebih rentan terserang penyakit paru-paru obstruktif.
5. Faktor Genetik atau Keturunan
Sayangnya, penyakit paru-paru obstruktif dapat diturunkan dari garis keturunan. Sehingga, jika salah seorang anggota keluargamu pernah terserang PPOK, ada kemungkinan kamu juga bisa terserang penyakit yang satu ini.
Satu hal yang perlu diingat, meski penyakit tersebut dapat diturunkan secara genetik, namun PPOK tidak tergolong jenis penyakit menular. Sebab, penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh buruknya lingkungan hidup seseorang.
Apakah Penyakit PPOK Bisa Disembuhkan?

Pertanyaan ini tentu ada dibenak setiap orang, sayangnya jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak. Sampai saat ini, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit paru-paru obstruktif.
Pemberian obat kepada penderita PPOK biasanya bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, meningkatkan kemampuan untuk tetap aktif, serta mencegah dan mengobati penyakit komplikasi akibat PPOK.
Beberapa metode pengobatan PPOK biasanya, seperti pemberian obat-obatan, vaksin, terapi oksigen, hingga tindakan medis berupa operasi. Oleh karenanya, cara terbaik mengatasi penyakit ini adalah dengan melakukan langkah pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan sebisa mungkin menghindari segala faktor penyebab penyakit paru-paru obstruktif, seperti merokok, terpapar polusi udara, dan sebagainya.
Sedangkan langkah pengendaliannya, kamu bisa secara rutin memeriksakan diri ke dokter agar penyakit tersebut dapat terdeteksi sedini mungkin.
Jika kamu terindikasi terjangkit PPOK, maka rutinlah untuk mengonsumsi obat yang direkomendasikan oleh dokter, serta meninggalkan segala kebiasaan buruk yang dapat memperparah penyakit tersebut.
Itu tadi beberapa hal penting yang patut diketahui seputar penyakit paru-paru obstruktif. Jika kamu merasakan gejala-gejala di atas yang tak biasa, jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter menggunakan Okadoc ya!
Kamu bisa tanya jawab dokter dan konsultasi lewat video call untuk berbagai masalah kesehatan lho! Yuk download aplikasi Okadoc sekarang juga di Play Store dan App Store.