Penyakit A-Z

Leptospirosis; Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati

leptospirosis

Seperti yang kita tahu, Jakarta baru saja mengalami banjir di awal tahun ini. Selain itu, ada banyak juga daerah di Indonesia yang juga turut dilanda banjir. Tak hanya rumah dan kendaraan yang hanyut akibat bencana ini, ribuan orang terdampak masalah banjir ini. Tidak sedikit dari mereka yang terserang penyakit akibat banjir.

Baca Juga:

rapid test

Salah satu penyakit yang bisa menyerang manusia saat banjir adalah leptospirosis. Penyakit ini merupakan infeksi yang bersifat zoonosis atau disebabkan karena bakteri spirochete dan serotipe. Bakteri ini biasanya ditularkan dari hewan yang berkeliaran di sekitar manusia.

Penyakit leptospirosis bisa menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh urin atau darah hewan. Beberapa jenis hewan yang menjadi pembawa bakteri ini adalah anjing, tikus, sapi dan babi.

Penyebab Munculnya Penyakit Leptospirosis

leptospirosis

Penyakit leptospirosis umumnya disebabkan oleh bakteri leptospira. Bakteri ini bisa masuk ke tubuh melalui air atau tanah dan dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Selain itu, seseorang juga dapat terinfeksi bakteri jika berada dalam kondisi berikut.

  • Anggota tubuh atau luka yang terbuka bersentuhan langsung dengan urin, darah atau jaringan dari hewan yang membawa bakteri leptospira
  • Kulit bersentuhan langsung dengan air yang terkontaminasi bakteri leptospira
  • Kulit bersentuhan langsung dengan tanah yang terkontaminasi bakteri leptospira
  • Anggota tubuh tergigit hewan yang terinfeksi oleh penyakit leptospirosis

Bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak atau selaput lendir seperti hidung, mulut, tenggorokan dan alat kelamin, terutama jika kulit mengalami luka atau atau goresan. Selain itu, minum air yang telah terkontaminasi bakteri juga dapat menyebabkan seseorang terkena infeksi. Namun, penyakit leptospirosis tidak akan menular ke sesama manusia.

Selain karena banjir, risiko penularan pun semakin tinggi ketika seseorang sering berkegiatan di luar ruangan atau sering melakukan kontak langsung dengan hewan. Selain itu, orang yang sering berenang, menggunakan rakit atau perahu di sungai, dan orang yang berkemah di sekitar danau pun memiliki risiko terkena penyakit leptospirosis.

Beberapa jenis pekerjaan yang memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit ini adalah petani, peternak, personel militer, pembersih saluran pembuangan dan pekerja tambang.

Gejala Ketika Terserang Penyakit Leptospirosis

leptospirosis

Ada banyak gejala yang bisa dialami oleh penderita leptospirosis. Gejalanya pun muncul dalam beberapa tahap dan biasanya terjadi secara mendadak ketika setelah penderita terinfeksi. Adapun gejala-gejala yang dialami penderita penyakit leptospirosis dibagi menjadi beberapa fase berikut.

1. Fase pertama

Pada fase pertama ini, gejala akan muncul sekitar 5 sampai 7 hari ketika penderita telah terinfeksi. Pada sebagian kasus, gejala baru terlihat setelah satu bulan. Dalam fase ini, penderita akan mengalami demam tinggi, muntah, diare hingga mata merah.

Selain itu, penderita juga akan terasa nyeri pada otot, ruam hingga sakit kepala. Gejala ini biasanya baru bisa pulih setelah satu minggu dan ketika sistem imunitas dapat mengalahkan infeksi tersebut.

2. Fase kedua

Setelah melalui fase pertama, penderita akan mengalami fase kedua dalam waktu satu sampai dua minggu kemudian. Fase kedua ini sering dianggap sebagai penyakit Weil. Tanda-tanda yang sering dialami seperti terasa nyeri pada dada dan kaki, tangan membengkak, mengalami masalah paru-paru hingga peradangan selaput otak.

Dalam fase kedua ini, bakteri yang menyerang berisiko menyerang organ lain. Akibatnya, kondisi penderita akan semakin parah.

Dalam kondisi ini, biasanya penderita akan mengalami gangguan pada paru-paru dengan gejala batuk yang mengeluarkan darah dan napas pendek. Penderita juga berisiko mengalami gagal ginjal, muncul gejala meningitis dan gangguan pada jantung yang memicu peradangan hingga gagal jantung.

Gejala yang dialami seseorang belum tentu sama. Hal ini tergantung dengan bagian organ tubuh mana yang terserang penyakit leptospirosis. Sehingga, ada baiknya jika mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan diri ke dokter.

Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Leptospirosis?

leptospirosis

Penyakit leptospirosis dapat diobati dengan dua cara, yaitu dengan bantuan obat-obatan dan juga dengan cara yang alami. Berikut beberapa obat dan cara alami yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit leptospirosis.

1. Dengan obat-obatan

Untuk membasmi bakteri yang ada di dalam tubuh, diperlukan antibiotik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibiotik dapat mengurangi durasi gejala suatu penyakit hingga empat hari. Adapun obat antibiotik yang biasa digunakan untuk penyakit leptospirosis adalah amoxicillin, ampicillin, penicillin, doxycycline dan cephalosporin.

Antibiotik ini dapat diberikan selama 48 jam setelah terinfeksi dan tentunya sudah sesuai dengan anjuran dokter. Antibiotik ini harus dikonsumsi sampai habis agar infeksi di dalam tubuh benar-benar bersih. Biasanya dalam waktu beberapa hari, kondisi penderita akan membaik.

Jika penyakit yang diderita semakin parah, penderita harus melakukan perawatan lebih intensif. Penderita memerlukan penanganan tambahan untuk mengembalikan fungsi tubuh. Misalnya diberikan infus cairan, pemantauan terhadap kerja jantung, pemakaian alat bantu pernapasan dan melakukan cuci darah. Atau penderita biasanya akan disarankan untuk menjalani perawatan beberapa hari di rumah sakit.

2. Dengan cara alami

Selain melakukan perawatan dengan obat-obatan, penderita penyakit leptospirosis pun harus mengimbanginya dengan melakukan pengobatan alami. Adapun pengobatan alami yang bisa dilakukan misalnya dengan melakukan vaksin hewan, melindungi diri dengan menggunakan pelindung, menghindari genangan air dan menyiapkan sanitasi. 

Selain itu, perubahan gaya hidup seperti pola makan, kebersihan rumah dan sebagainya juga menjadi kunci utama untuk mencegah terkena penyakit leptospirosis.

Tingkat kesembuhan penderita penyakit leptospirosis tergantung dari organ tubuh mana yang terinfeksi dan seberapa parah penyakit tersebut telah menyerang tubuh. Penyakit ini juga bisa mengakibatkan kematian jika penderita sudah mengalami komplikasi gangguan paru, ginjal atau pendarahan dalam tubuh.

Pencegahan Penyakit Leptospirosis

leptospirosis

Penyakit leptospirosis dapat dicegah jika kamu rajin membersihkan sekeliling rumah. Jangan sampai ada celah di dalam rumah yang bisa dijadikan tempat tinggal para tikus. Ada baiknya juga jika kamu melakukan kegiatan ini sebelum banjir melanda. Selain itu, kamu juga bisa melakukan beberapa kegiatan berikut untuk mencegah terkena penyakit leptospirosis.

  • Jauhkan diri dari banjir, apalagi jika terdapat anggota tubuh yang terluka
  • Rajin mencuci tangan setelah bersentuhan dengan hewan dan jangan sampai kontak langsung dengan urine hewan
  • Gunakan disinfektan jika diperlukan
  • Pastikan kebersihan air sebelum dikonsumsi
  • Jauhi hewan yang rentan terkena infeksi bakteri seperti tikus, domba, sapi
  • Segeralah mandi setelah melakukan olahraga dalam air
  • Lakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan secara berkala
  • Bersihkan dan tutup luka pada anggota tubuh dengan penutup yang tahan air

Itu tadi beberapa hal mengenai penyakit leptospirosis yang perlu kamu tahu. Ada baiknya jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum melakukan tindakan medis. Dengan begitu, penyakit yang kamu derita bisa ditangani dengan baik dan benar.

Kamu bisa lho menggunakan aplikasi Okadoc untuk tanya jawab dokter dan konsultasi lewat video call untuk berbagai masalah kesehatan lho! Yuk download aplikasi Okadoc sekarang juga di Play Store dan App Store.

konsultasi virtual
Related posts
Penyakit A-Z

Bronkitis Akut; Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Penyakit A-Z

Rheumatoid Arthritis: Gejala, Faktor Resiko dan Pengobatan

Penyakit A-Z

Mata Lelah: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Penyakit A-Z

Gastroenteritis Pada Dewasa; Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati